Senin, 18 Februari 2019

LAPORAN HASIL PENELITIAN MAKAM PAHLAWAN SISINGAMANGARAJA SUMATERA UTARA


BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Seni merupakan istilah yang identik dengan keindahan, kesenangan dan rekreasi. Dalam proses kehidupan masyarakat, seni tidak pernah absen untuk ikut andil dalam perkembangan kehidupan tersebut. Kehidupan masyarakat terus bergerak menjadi lebih rumit, diiringi dengan kemajuan seni yang bentuk dan nilainya juga semakin kompleks.
            Dewasa ini seni tidak hanya merupakan suatu karya yang hanya dinikmati keindahannya saja, akan tetapi seni juga memiliki beberapa fungsi salah satunya yaitu sungsi sebagai sosial. Seni dapat digunakan serta dimanfaatkan dalam mediasii terhadap masyarakat luas.
            seni sebagai sosial dapat memberikan pengaruh terhadap kehidupan bermasyarakat. Patung merupakan sebuah lambang atau simbolis yang merupakan sebuah penghargaan terhadap seseorang atau simbol terhadap sebuah cerita sejarah yang ada di suatu tempat tertentu.
            Patung sisingamangaraja merupakan patung yang berada di jalan sisingamangaraja didepan lapangan sepak bola Teladan. Sisingamangaraja merupakan seorang pahlawan nasional indonesia. Berdasarkan latar belakang tersebut maka kami akan meneliti patung tersebut dalam konteks sosiologi seninya.

B.     Rumusan masalah
1.      Mengapa patung sisingamangaraja didirikan di depan stadion sepak bola teladan?
2.      Apa hubungan simbol-simbol bangunan yang terdapat pada patung terhadap masyarakat?


C.     Tujuan
1.      Memberikan informasi mengenai patung sisingamangaraja  sebagai sosial di kehidupan masyarakat
2.      Mendeskripsikan latar belakang didirikannya patung sisingamangaraja

D.    Manfaat
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik dari segi teoritis maupun praktis.
1.      Manfaat teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan bagi pengembangan ilmu pengetahuan terutama mengetahui pentingnya seni sebagai sosial serta hubungannya terhadap masyarakat.
2.      Manfaat praktis
a.       Bagi Peliti
Sebagai sarana untuk mengembangkan daya berfikir dan penerapan keilmuan yang telah dipelajari di perguruan tinggi dan menambah ilmu pengetahuan dari permasalahan yang diteliti.
b.      Bagi Masyarakat
Semakin memahami apa itu fungsi seni sebagai sosialisasi serta mengetahui sejarah cerita dibalik didirikannya patung sisingamangaraja.
c.       Bagi pemerintah/Instansi Terkait
Sebagai rekomendasi untuk memperhatikan cerita sejarah yang disimbolisasikan dalam bentuk monumen.







BAB II
TEORI YANG RELEVAN

Patung adalah jenis karya seni dalam wujud tiga dimensi. Dalam era industri dan teknologi yang semakin canggih sekarang ini, karya-karya seni patung hadir dan ikut memberikan interpretasinya atas dampak era tersebut. Para pematung tidak hanya sekedar mengekspresikan manifestasi alam yang indah seperti apa adanya kedalam karya, akan tetapi juga mengekspresikannya dari hasil simplifikasi alam dengan hanya menangkap hakikat dari obyek, sehingga memunculkan karya-karya dalam wujud abstrak, dengan berbagai nilai-nilai yang diungkapkan lewattanda-tanda visualnya.
Seni Patung pada zaman dahulu di buat untuk kepentingan keagamaan, pada jaman   hindu dan budha, patung di buat untuk menghormati dewa atau orang yang di jadikan teladan. Pada perkembangan selanjutnya patung di buat untuk monument/ peringatan suatu peristiwa besar pada suatu bangsa, kelompok atau perorangan.
Pada jaman sekarang seni patung sering diciptakan untuk hiasan, penciptanya lebih bebas dan bervariasi dan seni patung itu diciptakan untuk dinikmati nilai keindahan bentuknya.Tujuan penciptaan patung adalah untuk menghasilkan
karya seni yang dapat bertahan selama mungkin. Karenanya, patung biasanya dibuat dengan menggunakan bahan yang tahan lama dan sering kali mahal, terutama dari perunggu dan batu seperti marmer, kapur, dan granit. Kadang, walaupun sangat jarang, digunakan pula bahan berharga seperti emas, perak, jade, dan gading. Bahan yang lebih umum dan tidak terlalu mahal digunakan untuk tujuan yang lebih luar, termasuk kayu, keramik, dan logam.



BAB III
TEKNIK PENGUMPULAN DATA
Dalam menusun sebuah laporan diperlukan teknik pengumpulan data. Adapun teknik yang saya gunakan dalam menyusun laporan ini yaitu sebagai berikut :
1.      Studi kepustakaan
Studi kepustakaan adalah segala usaha yang dilakukan oleh peneliti untuk menghimpun informasi yang relevan dengan topik atau masalah yang akan atau sedang diteliti. Informasi itu dapat diperoleh dari buku-buku ilmiah, laporan penelitian, karangan-karangan ilmiah, tesis dan disertasi, peraturan-peraturan, ketetapan-ketetapan, buku tahunan, ensiklopedia, dan sumber-sumber tertulis baik tercetak maupun elektronik lain. Adapun saya melakukan studi pustaka dengan melihat beberapa buku tentang seni dan jurnal-jurnal yang mendukung serta menelusuri website-website yang bersangkutan.

2.      Observasi
Observasi merupakan langkah kedua dalam melakukan pengumpulan data setelah penulis melakukan studi pustaka. Observasi merupakan teknik pengumpulan data dengan cara melakukan pengamatan serta pemahaman tentang lukisan terhadap teori yang ada. Dengan melakukan observasi, penulis menjadi lebih memahami tentang subyek dan obyek yang sedang diteliti.

3.      Dokumentasi
Dokumentasi adalah sebuah cara yang dilakukan untuk menyediaan dokumen-dokumen dengan menggunakan bukti yang akurat dari pencatatan sumber-sumber informasi khusus dari karangan/ tulisan, wasiatbukuundang-undang, dan sebagainya. Dalam artian umum dokumentasi merupakan sebuah pencarian, penyelidikan, pengumpulan, pengawetan, penguasaan, pemakaian dan penyediaan dokumen. 
Dokumentasi ini digunakan untuk mendapatkan keterangan dan penerangan pengetahuan dan bukti. Dalam hal ini saya mengambil jurnal dan pendapat para ahli dari internet.



















BAB IV
ANALISIS DATA
A.    Teknik Analisis Data
Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif  kualitatif. Analisis deskriptif kualitatif merupakan suatu teknik yang menggambarkan dan menginterpretasikan arti data-data yang telah terkumpul dengan memperhatikan sebanyak mungkin aspek situasi yang diteliti pada saat itu, sehingga diperoleh gambaran secara umum dan menyeluruh tentang keadaan sebenarnya.
1.      Pengumpulan data
Pengumpulan data berarti mencatat semua data secara objektif dan apa adanya sesuai dengan hasil observasi dan dokumentasi.

2.      Reduksi data
Reduksi data merupakan kegiatan menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu dan mengoganisasikan data-data untuk memberikan gambaran yang lebih tajam tentang hasil pengamatan dan untuk mempermudah mengambil kesimpulan.

3.      Penyajian data
Penyajian data merupakan kegiatan menyusun data baik dalam bentuk narasi, matriks, atau tabel sehingga tersistematis secara logis. Penyajian data juga merupakan bagian dari pengambilan kesimpulan.







BAB V
PEMBAHASAN


Sisingamangaraja XII lahir pada tahun 1849 di bahkara yang merupakan salah satu tempat indah di tepian danau toba itu memiliki nama kecil patuan bosar gelar Onpu Pulo Batu. Nama "Sisingamangaraja XII sendiri berasal dari bahasa sanskerta yaitu "singa" dan "mangaraja".Pada saat usianya baru 19 tahun ia dinobatkan menjadi raja loh yang pada saat itu jatuh pada tahun 1871.
Untuk melawan belanda,sisingamangaraja XII menjalin kerjasama persekutuan dengan beberapa suku di aceh dan kerajaan aceh serta dengan kerajaan minangkabau. Berkat jalinan kerjasama persekutuan ini lah yang menyebabkan aceh dan tanah batak sulit ditaklukkan Belanda.
Sisingamangaraja XII dikenal sebagai sosok yang anti perbudakan dan penindasan. Ia sangat menghargai hak kemerdekaan hidup maka dari itu ia berjuang menentang penindasan belanda di indonesia terutama di tanah batak sumatera utara. Dengan dukungan rakyat tanah batak pada tahun 1877 ia menyatakan perang kepada belanda. Perang panjang berlangsung selama tiga dasawarsa.
Pada akhirnya tahun 1907, sisingamangaraja XII tertembak setelah bertempur dalam jarak dekat dengan sebuah pasukan khusus pimpinan kapten christoffel. Beberapa sumber yang kami dapatkan bercerita bahwa sebenarnya sisingamangraja XII kebal peluru namun karena terpercik dara putrinya, lopian yang tertembak, maka sisimangaraja XII pun gugur bersama dua puteranya . Sebelum tertembak nya sisimangaraja XII, hampir seluruh kerabat dan keluarga besar sisingamangaraja XII ditangkap namun para pengikutnya berpencar dan meneruskan perlawanan.
Sisingamangaraja XII dikebumikan oleh Belanda secara militer pada tahun 22 juni 1907 di silindang. Makamnya baru dipindahkan ke soposurung ,balige seperti sekarang ini sejak 17 Juni 1953.
Untuk menghormati perjuangan raja Sisingamangaraja XII , tahun 1979 di bangun monumen pahlawan  Raja Sisingamangaraja XII di kota medan dekat stadion teladan serta dijadikan nama jalan di kota medan serta dijadikan nama sekolah dan perguruan tinggi di salah satu wilayah di sumatera utara.
Pada bangunan patung sisingamangaraja terdapat berbagai macam bangunan penunjang misalnya terdapat patung berbentuk ulos yang menunjukkan bahwa sisingamangaraja merupakan orang yang bersuku batak. Kemudian patung kuda yang dinaiki oleh sisingamangaraja dibuat dengan sala satu kaki depan kuda dalam keadaan naik yang menunjukkan bahwa sisingamangaraja mati dalam kondisi keadaan perang.
 
   
Kalau kita perhatikan Cap Si Singamangaraja XII yang bertuliskan huruf arab berbunyi; Inilah Cap Maharaja di negri Toba kampung Bakara kotanya. Hijrah Nabi 1304. Pada cap tersebut terlihat jelas penggunaan tahun hijriah Nabi. Hal ini memberikan gambaran tentang besarnya pengaruh ajaran Islam yang menjiwai diri Si Singamangaraja XII. Adapun huruf batak yang masih pula di abadikan, adalah sama dengan tindakan Pangeran Diponegoro yang masih mengguakan huruf jawa dalam menulis surat


.






                            














BAB V
KESIMPULAN
A.    Kesimpulan
Seni merupakan suatu hal yang tidak bisa dilepaskan dalam kehidupan sehari-hari manusia. Begitu juga dalam sosial, seni sangat berperan penting serta berdampak besar terhadap kehidupan bermasyarakat.
Patung sisingamngaraja merupakan patung yang berada di di kota medan tepatnya pada depan stadion sepak bola Teladan.
Untuk menghormati perjuangan raja Sisingamangaraja XII , tahun 1979 di bangun monumen pahlawan  Raja Sisingamangaraja XII di kota medan dekat stadion teladan serta dijadikan nama jalan di kota medan serta dijadikan nama sekolah dan perguruan tinggi di salah satu wilayah di sumatera utara.


B.     Saran
1.      Bagi mahasiswa
Penelitian ini merupakan tuas dari mata kuliah sosiologi seni. Apabila terdapat kesalahan dikemudian hari diharapkan bagi mahasiswa untuk melakukan penelitian kembali.
2.      Bagi masyarakat
Penelitian ini berisi tentang fungsi seni sebagai edukasi atau dalam pendidikan. diharapkan masyarakat sadar akan pentingnya seni dalam sosial. Serta memberikan pengetahuan  mengenai sejarah patung sisingamangaraja.
3.      Bagi pemerintah
Informasi seputar sejarah seni  sangat kurang untuk menopang pelajaran. Adapun saran bagi pemerintah yaitu agar lebih memperhatikan pendidikan sejarah seni di area sekolah.


    
  
 


x

Minggu, 16 Oktober 2016

LAPORAN HASIL PENELITIAN PADA ISTANA MAIMUN



KATA PENGANTAR


            Puji Syukur saya ucapkan kehadirat Allah SWT, Tuhan yang maha esa.Karena berkat karunianya saya dapat menyelesaikan makalah laporan penelitian ini,saya sadar bahwa masih banyak kekurangan dan kesalahan baik dari segi penulisan,bahasa ataupun data-data yang kurang lengkap dan sebagainya,Untuk itu saya membutuhkan saran dan kritik dari para pembaca,dosen pembimbing dan rekan-rekan mahasisiwa sekalian,Agar makalah ini lebih baik,dan saya juga mohon maaf apabila makalah ini tidak sempurna,karena sebagai manusia biasa saya memiliki banyak kekurangan.

            Akhirnya,saya mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penyelesaian dan penyusunan makalah ini,mudah-mudahan makalah ini berguna bagi para pembaca sekalian.





Medan, 19 September 2016

Penulis










DAFTAR ISI


KATA PENGANTAR...................................................................................  1
DAFTAR ISI................................................................................................. 2
BAB I: Pendahuluan..................................................................................... 3
1.1 Latar Belakang......................................................................................... 3
1.2 Rumusan Masalah.................................................................................... 3
1.3 Maksud dan Tujuan.................................................................................. 3
1.4 Metode Penelitian.................................................................................... 4
1.5 Lokasi dan Waktu Penelitian................................................................... 4
BAB II:.......................................................................................................... 5
TEORI............................................................................................................5
BAB III:......................................................................................................... 12
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN............................................. 12
BAB IV :....................................................................................................... 19
PENUTUP..................................................................................................... 19
KESIMPULAN DAN SARAN..................................................................... 19

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

            Adapun latar belakang penelitian ini adalah saya ingin mengungkap peninggalan sejarah berbasis seni rupa yang terdapat di istana maimun yang terletak di kota medan. serta ingin melihat kehidupan sultan selama berada di dalam istana maimun tersebut.Dalam makalah ini juga ingin saya ungkapkan kepada rekan-rekan mahasisiwa tentang bagaimana tempat bersejarah yang saya teliti dan apa makna dari penelitian kali ini.


1.2 Rumusan Masalah

            Rumusan masalah ”istana maimun” yang akan saya tuangkan ke makalah ini adalah:
1. Bagaimana sejarah berdirinya istana maimun
2. Apakah tempat bersejarah ini masih di tangani pemerintah daerah.
3. Apa saja peninggalan yang terdapat di dalam istana maimun


1.3 Maksud dan Tujuan

            Maksud dan tujuan dari penelitian ini adalah ingin mendapatkan data secara empiris tentang masalah yang berkaitan dengan peninggalan seni yang terdapat dalam bangunan bersejarah kerajaan melayu di kota medan yaitu istana maimun serta apa saja yang terkait dengan masa penjajahan bangsa eropa.



1.4 Metode Penelitian

            Penelitian ini kami menggunakan metode,antara lain:
1. Turun langsung ke lokasi tempat bersejarah yaitu
2.Melakukan studi dokumenter “istana maimun”
3.Melakukanwawancaralangsungkepadasalahsatu
narasumber yang menangani istana maimun.

1.5. Lokasi dan Waktu Penelitian

Hari/Tgl :selasa /5 september 2016
Lokasi :jl. Sultan ma’moen al-rasyid No. 66
Medan maimun, kota medan, sumatera utara.
Waktu Penelitian :Di luar jam kuliah

BAB II
TEORI

      
Menurut kamus besar bahasa indonesia istana merupakan rumah kediaman resmi raja (kepala negara, pre-siden) dan keluarganya. Kata "istana" diambil dari bahasa Sanskerta sthāna. Kata lain untuk istana adalah "mahligai".

Istana adalah sebuah bangunan besar atau mewah yang biasanya didiami oleh keluarga kerajaan, keluarga kepala negara atau petinggi lainnya. Kata istana kadang-kadang juga dipakai untuk merujuk kepada gedung besar yang merupakan pusat suatu lembaga. Di Jawa dan sekitarnya tempat tinggal raja disebut pula keraton, pura atau puri.


istana yang terdapat di sumatera :

Istana Maimoon, Medan
           
Istana yang berdiri megah dengan warna kuning emas yang dominan ini berada di pusat Kota Medan. Dulunya merupakan salah satu dari segi empat emas Kesultanan Deli bersama masjid Raya dan Taman Sri Deli yang masih ada hingga kini.

Istana megah ini, memiliki arsitektur yang didominasi nuansa campuran. Istana megah ini didesain oleh arsitek Italia dan dibangun pada tahun 1888 atas prakarsa Sultan Deli, Ma’moen Al Rasyid Perkasa Alamsyah. Namun ada versi lain yang menyebutkan bahwa arsitek istana ini adalah seorang Kapitan Belanda yang bernama T.H. van Erp.


Istana Maimun memiliki luas sebesar 2.772 m2 dan 30 ruangan serta memiliki desain interior yang unik, yang memadukan unsur-unsur warisan kebudayaan Melayu, dengan gaya Islam, Spanyol, India dan Belanda.Hingga kini istana ini masih terjaga dari segi eksterior maupun interiornya.
Istana Lima Laras, Batubara


Masih dari provinsi Sumatera Utara. Istana para raja di tanah Sumatera ini selanjutnya adalah istana Kerajaan Lima Laras yang disebut Istana Lima Laras. Istana ini terletak di Desa Laras, Kecamatan Tanjung Tiram, Kabupaten Batubara, Sumatera Utara. Istana ini dibangun oleh Datuk Muhammad Yuda, Raja ke-11 dari Kerajaan Lima Laras pada tahun 1907 dan selesai 1912. Artinya usia istana ini telah lebih dari 1 abad,


Pembangunan istana dengan empat anjungan dan menghadap ke selatan ini mengadopsi arsitektur campuran Eropa, Cina, Melayu. Tepat di depan Istana Lima Laras terdapat dua buah meriam. Namun uniknya, meriam ini bukan digunakan untuk menembak musuh, melainkan untuk mengumpulkan rakyat apabila ada pengumuman dari raja.


Istano Basa, Tanah Datar


Ini adalah sebuah istana yang terletak di kecamatan Tanjung Emas, kota Batusangkar, Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat.


Istana ini adalah tempat tinggal keluarga Kerajaan Minangkabau yang sekaligus menjadi Pusat Kerajaan Minangkabau pada masanya. Kerajaan Minangkabau yang dipimpin oleh seorang raja yang dikenal “Rajo Alam“ atau “Raja Diraja Kerajaan Minangkabau. Istano Basa berarti Istana yang besar atau agung. Istana raja alam ini terus menggali beberapa modifikasi dimana istana yang pertama berada di Puncak Bukit Batu Patah (Bukit yang berada di belakang bangunan istana sekarang) kemudian pindah ke Ranah Tanjung Bungo Pagaruyung dan terakhir di Gudam.
Istana Silinduang Bulan, Tanah Datar


Istana para raja dari Ranah Minangkabau. Istana Silinduang Bulan. Merupakan istana yang terletak di Nagari Pagaruyung, Tanah Datar, Sumatera Barat. Istana ini adalah rumah pusaka dari Keluarga Besar Ahli Waris Daulat Yang Dipertuan Raja Pagaruyung.


Istana Silinduang Bulan disebut juga Rumah Gadang Sambilan Ruang. Di bagian dalam Istana Silinduang Bulan semua bagian ditutupi dengan kain tabir dan langit-langit dengan sulaman bertatah warna emas dengan berbagai motif. Ini semua merupakan hasil kerajinan rakyat dari nagari-nagari di sekitar Pagaruyung.


Sekarang Istana Silinduang Bulan tidak lagi menampilkan sosoknya sebagai Istana Raja, karena sejak kemerdekaan Republik Indonesia, keluarga ahli waris Daulat Yang Dipertuan Raja Pagaruyung sudah menyatukan diri dengan negara kesatuan Republik Indonesia. Namun begitu Istana Silinduang Bulan tetap berfungsi sebagai pusat adat bagi masyarakat Minangkabau.



Istana Siak Sri Inderapura


Istana ini merupakan sebuah istana pada masa Kesultanan Siak, riau. Dibangun pada tahun 1889, yaitu pada masa pemerintahan Sultan Syarif Hasyim.


Istana ini merupakan kediaman resmi Sultan Siak. Merupakan peninggalan sebuah Kerajaan Melayu Islam yang diperhitungkan di pesisir timur Sumatera dan Semenanjung Malaya.


Kini istana yang juga dijuluki Istana Matahari Timur ini, masuk wilayah administrasi pemerintahan Kabupaten Siak karena setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, Sultan Siak terakhir, Sultan Syarif Kasim II menyatakan kerajaannya bergabung dengan Republik Indonesia


Istana Indragiri, Riau


Istana para raja masih dari kawasan yang sama. Salah satu kesultanan yang pernah berkuasa di Tanah Riau yang disebut juga Kerajaan Negeri Mahligai. Kebanyakan masyarakat menyebutnya Kesultanan Indragiri.


Sangat disayangkan bahwa Istana Kesultanan Indragiri yang asli telah roboh pada tahun 1964 akibat adanya abrasi Sungai Indragiri. Untuk menjaga kelestarian budaya khususnya budaya Riau, pemerintah daerah setempat membuat replika bangunan Istana Kesultanan Indragiri di lokasi sekitar 100 meter dari lokasi Istana Kesultanan Indragiri yang sesungguhnya.
Istana Kuto Limo, Palembang


Istana para raja terakhir dari tanah Sumatera adalah Istana Kuto Limo. Istana ini dibangun oleh Sri Paduka Sultan Mahmud Badaruddin. Istana ini digunakan oleh Sultan-Sultan Palembang Darussalam sebelum dibangunnya Istana Kuto Anyar di dalam Benteng Besak / Kuto Anyar. Selanjutnya, Kuto Kecik ini dibongkar oleh Belanda dan dibangun menjadi Rumah Residen Belanda.


Sekarang lokasi Istana Lamo dipergunakan sebagai Museum Sultan Mahmud Badruddin II dan Monumen Perjuangan Rakyat (MONPERA) Sumatera Selatan pada masa Revolusi Fisik Pertempuran Lima Hari Lima Malam (1 Januari sampai 5 Januari 1947). Lokasi Istana ini terletak di antara Jembatan Ampera dan Benteng Besak Kuto Anyar, Palembang.



BAB III

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

HASIL PENELITIAN


Hasil penelitian yang kami lihat sesuai dengan hasil analisis kami yaitu:

Istana maimun di bangun oleh sultan deli yang bernama sultan ma’moen al rasyid pada 26 agustus 1888 dan selesai pada 18 mei 1891.

Di dalam istana maimun terdapat banyak ragam peninggalan bersejarah misalnya kursi, meja, toilet, lemari, dan pintu terdapat desain dari seorang desainer dari belanda. Dan terlihat pengaruh budaya belanda di marmer prasasti berbahasa belanda yang terdapat di depan dekat tangga masuk istana.


Ini merupakan gambar meriam yang sudah puntung (putus). Meriam ini salah satu peninggalan benda bersejarah koleksi Istana Maimun di Medan. Oleh sebagian masyarakat terutama masyarakat Deli benda ini dianggap suci dan keramat serta selalu dihubungkan dengan Legenda Putri Hijau.


Istana maimun juga memiliki bangunan mesjid yang di namakan mesjid al-mashun. yang di kenal sebagai mesjid raya medan. Bangunan tersebut berdiri pada tahun 1909 yang di bangun oleh sultan ma’moen al rasyid.



PEMBAHASAN
            Pembahasan yang akan saya tuangkan di makalah ini terkait dengan survei atau riset saya terhadap bangunan bersejarah di kota medan bertepatan di istana maimun bangunan kerajaan melayu deli yaitu :
            

Dari penelitian ini kami memperoleh informasi bahwa istana maimun adalah istana kesultanan deli yang merupakan salah satu ikon dari kota medan, sumatera utara.


Istana Maimun sering juga disebut dengan Istana Putri Hijau. Istana ini terletak di Jl. Brigjen Katamso kota Medan. Istana Maimun adalah salah satu Istana tua yang indah di negeri ini yang masih berdiri sampai sekarang.


Istana Maimun dibangun pada masa pemerintahan Sultan Makmun Al Rasyid Perkasa Alamsyah, putra sulung dari Sultan Mahmud Perkasa Alam, pendiri kota Medan.
Beliau menggantikan ayahnya untuk menjadi Raja Kesultanan Deli sejak tahun 1873 M hingga 1924 M, Beliau ini adalah Sultan Deli ke-IX. Warna kuning yang menonjol pada bangunan bagian luar dan bagian dalam Istana adalah merupakan ciri khas warna Kesultanan dan kebudayaan Melayu.


Pembangunan Istana dimulai sejak tanggal 26 Agustus 1888, kemudian diresmikan pada tanggal 18 Mei 1891. Istana ini berdiri di atas tanah seluas 2.772 m²,terdiri atas tiga bangunan utama yang berisi 30 kamar. Bangunan induk disebut juga Balairung dengan luas 412 m2, dimana singgasana kerajaan berada istana maimun ini dirancang oleh arsitek berkebangsaan Belanda. Namanya TH Van Erp, yang menggabungkan elemen warisan budaya Melayu, Islam, Spanyol, India, dan Italia dalam rancangannya.


Sejak tahun 1946, Istana ini dihuni oleh para ahli waris Kesultanan Deli. Dalam waktu-waktu tertentu, di istana ini sering diadakan pertunjukan musik tradisional Melayu. Biasanya, pertunjukan-pertunjukan tersebut dihelat dalam rangka memeriahkan pesta perkawinan dan kegiatan sukacita lainnya.


Selain itu, dua kali dalam setahun, Sultan Deli biasanya mengadakan acara silaturahmi antar keluarga besar istana. Pada setiap malam Jumat, para keluarga sultan mengadakan acara rawatib adat (semacam wiridan keluarga). Bagi para pengunjung yang datang ke istana, mereka masih bisa melihat-lihat koleksi yang dipajang di ruang pertemuan, seperti foto-foto keluarga sultan, perabot rumah tangga Belanda kuno, dan berbagai jenis senjata.


Di dalam istana maimun terdapat meriam yang sudah puntung (putus). Meriam ini salah satu peninggalan benda bersejarah koleksi Istana Maimun di Medan. Oleh sebagian masyarakat terutama masyarakat Deli benda ini dianggap suci dan keramat serta selalu dihubungkan dengan Legenda Putri Hijau.


Putri Hijau memiliki 2 (dua) orang saudara yaitu Mambang Diazid dan Mambang Khayali yang kisahnya terjadi pada tahun 1612. Saat itu Putri Hijau ingin dilamar oleh Kerajaan Aceh, tetapi lamaran tersebut ditolak oleh pihak kerajaan Aru Baru. Akibatnya terjadilah peperangan antara kedua pihak kerajaan. Kerajaan Aru Baru mengalami kekalahan dan saat itu salah satu meriam terus menerus menembak tanpa ada manusia yang mengendalikannya.


Karena terlalu panas meriam tersebut pecah. Akhirnya Putri Hijau dibawa pergi ke Aceh, namun ditengah perjalanan dihadang oleh seekor naga yang diduga adalah jelmaan dari abang Putri Hijau Mambang Diazid. Maka semenjak itu hilanglah Putri Hijau beserta naga tersebut sampai saat ini tidak ada yang mengetahuinya.


Disamping itu istana maimun juga memiliki sebuah bangunan masjid yang sering di kenal dengan sebutan mesjid raya medan. Masjid Raya Medan atau Masjid Raya Al Mashun merupakan sebuah masjid yang terletak di Medan, Indonesia. Masjid ini dibangun pada tahun 1906 dan selesai pada tahun 1909. Pada awal pendiriannya, masjid ini menyatu dengan kompleks istana. Gaya arsitekturnya khas Timur Tengah, India dan Spanyol. Masjid ini berbentuk segi delapan dan memiliki sayap di bagian selatan, timur, utara dan barat. Masjid Raya Medan ini merupakan saksi sejarah kehebatan Suku Melayu sang pemilik dari Kesultanan Deli (Kota Medan).


Sultan Ma’mun Al Rasyid Perkasa Alam sebagai pemimpin Kesultanan Deli memulai pembangunan Masjid Raya Al Mashun pada tanggal 21 Agustus 1906 (1 Rajab 1324 H). Keseluruhan pembangunan rampung pada tanggal 10 September 1909 (25 Sya‘ban 1329 H) sekaligus digunakan yang ditandai dengan pelaksanaan sholat Jum’at pertama di masjid ini. Keseluruhan pembangunannya menghabiskan dana sebesar satu juta Gulden. Sultan memang sengaja membangun masjid kerajaan ini dengan megah, karena menurut prinsipnya hal itu lebih utama ketimbang kemegahan istananya sendiri, Istana Maimun. Pendanaan pembangunan masjid ini ditanggung sendiri oleh Sultan, namun konon Tjong A Fie, tokoh kota Medan dari etnis Tionghoa yang sezaman dengan Sultan Ma’mun Al Rasyid turut berkontribusi mendanai pembangunan masjid ini.


Pada awalnya Masjid Raya Al Mashun dirancang oleh arsitek Belanda Van Erp yang juga merancang istana Maimun, namun kemudian prosesnya dikerjakan oleh JA Tingdeman. Van Erp ketika itu dipanggil ke pulau Jawa oleh pemerintah Hindia Belanda untuk bergabung dalam proses restorasi candi Borobudur di Jawa Tengah. Sebagian bahan bangunan diimpor antara lain: marmer untuk dekorasi diimpor dari Italia, Jerman dan kaca patri dari Cina dan lampu gantung langsung dari Perancis.


JA Tingdeman, sang arsitek merancang masjid ini dengan denah simetris segi delapan dalam corak bangunan campuran Maroko, Eropa dan Melayu dan Timur Tengah. Denah yang persegi delapan ini menghasilkan ruang bagian dalam yang unik tidak seperti masjid-masjid kebanyakan. Empat penjuru masjid masing-masing diberi beranda dengan atap tinggi berkubah warna hitam, melengkapi kubah utama di atap bangunan utama masjid. Masing-masing beranda dilengkapi dengan pintu utama dan tangga hubung antara pelataran dengan lantai utama masjid yang ditinggikan, kecuali bangunan beranda di sisi mihrab.


Bangunan masjidnya terbagi menjadi ruang utama, tempat wudhu, gerbang masuk dan menara. Ruang utama, tempat sholat, berbentuk segi delapan tidak sama sisi. Pada sisi berhadapan lebih kecil, terdapat ‘beranda’ serambi kecil yang menempel dan menjorok keluar. Jendela-jendela yang mengelilingi pintu beranda terbuat dari kayu dengan kaca-kaca patri yang sangat berharga, sisa peninggalan Art Nouveau periode 1890-1914, yang dipadu dengan kesenian Islam. Seluruh ornamentasi di dalam masjid baik di dinding, plafon, tiang-tiang, dan permukaan lengkungan yang kaya dengan hiasan bunga dan tumbuh-tumbuhan. di depan masing-masing beranda terdapat tangga. Kemudian, segi delapan tadi, pada bagian luarnya tampil dengan empat gang pada keempat sisinya, yang mengelilingi ruang sholat utama.

Gang-gang ini punya deretan jendela-jendela tidak berdaun yang berbentuk lengkungan-lengkungan yang berdiri di atas balok. Baik beranda maupun jendela-jendela lengkung itu mengingatkan desain bangunan kerajaan-kerajaan Islam di Spanyol pada Abad Pertengahan. Sedangkan kubah masjid mengikuti model Turki, dengan bentuk yang patah-patah bersegi delapan. Kubah utama dikelilingi empat kubah lain di atas masing-masing beranda, dengan ukuran yang lebih kecil. Bentuk kubahnya mengingatkan kita pada Masjid Raya Banda Aceh. Di bagian dalam masjid, terdapat delapan pilar utama berdiameter 0,60 m yang menjulang tinggi untuk menyangga kubah utama pada bagian tengah. Adapun mihrab terbuat dari marmer dengan atap kubah runcing. Gerbang masjid ini berbentuk bujur sangkar beratap datar. Sedangkan menara masjid berhias paduan antara Mesir, Iran dan Arab.


BAB IV
PENUTUP

KESIMPULAN
Berdasarkan analisa data dan pembahasan penelitian maka dapat di simpulkan:bahwa rata-rata hasil yang di dapat lebih maksimal datanya yang di peroleh dari hasil wawancara atau turun langsung kelapangan dan sumber internet.

Disisi lain juga kesimpulannya adalah dapat di peroleh bahwa penelitian kali ini memberikan pengetahuan kepada kita semua bagaimana sejarah dan peninggalan yang terjadi di kerajaan melayu deli istana maimun di kota medan.


SARAN
1.saya  berharap penelitian kali ini bermanfaat bagi semua orang.
2.Dalam tugas-tugas berikutnya saya berharap sekali di lapangan ada
panduan dosen pembimbing agar kami tidak kesulitan dalam memperoleh data.
3.Kami berharap juga adanya saran bagi para pembaca untuk kami kedepannya.